Jujurlah Walapun Itu Menyakitkan

Sebuah hubungan tidak akan berjalan lancar tanpa kepercayaan. Kepercayaan dibangun karena ada sebuah keterbukaan dan kejujuran satu dengan yang lainnya. Kejujuran sebenarnya mudah untuk dilakukan tapi banyak orang yang tidak bisa melakukannya karena suatu alasan. Alasan yang paling umum adalah takut menyakiti hati lawan bicara, takut terkena hukuman, atau hanya sekedar untuk melindungi diri.

Dulu saya sempat membaca sebuah dongeng bagus mengenai sebuah kejujuran, di beberapa movie bhs.inggris juga sempat saya temukan bahwa kejujuran itu sangat penting terutama untuk keselamatan diri sendiri. Mengapa begitu? Kalian akan temukan ketika selesai membaca dongeng yang saya ceritakan berikut ini.

Pada suatu hari, ada seorang pria sebut saja namanya Andi. Dia pria yang sangat suka bergurau dengan kebohongan - kebohongan kecil yang ia miliki. Pria ini tinggal di hutan dengan beberapa hewan buas. Walaupun begitu dia tidak takut dengan binatang-binatang tersebut, berbeda dengan teman-temannya yang sangat takut dengan binatang seperti itu. Sehingga pada akhirnya, dia ingin menakut-nakuti temannya yang bernama Budi, dengan seekor ular yang mati. Waktu tidak ada orang disana, ia melilitkan tubuhnya dengan ular piton, kemudian berlari ke arah budi sambil berteriak minta tolong. Budi akhirnya menjerit juga dan bersorak ke orang-orang kampung karena dia tidak berani menghadapi ular sendiri. Namun, si Andi malah tertawa terpingkal-pingkal karenanya. Dia akhirnya menjelaskan bahwa itu cuma seebuah candaan. Berkali-kali dia melakukan tingkah aneh dan berbohong, menjengkelkan teman-temannya.

Sampai suatu ketika, dia dihadapi dengan persoalan yang memang benar-benar mengancam nyawanya. Dia dikejar dengan harimau buas, dia memanggil teman-temannya dan berteriak minta tolong. Namun tidak ada yang menghampiri, walaupun mereka mendengar teriakannya. Akibatnya Andi yang malangpun meninggal. Teman-temannya yang menemukan jasadnya terkejut karena mereka pikir tadi cuma gurauan, tapi mereka salah.

Dari cerita diatas, kita jadi tahu bahwa berbohong itu tidak baik meskipun hanya sebagai bahan candaan. Apalagi berbohong untuk masalah lain. Misalnya masalah cinta, cinta itu bisa pupus jika anda tidak terbuka terutama mengenai teman lawan jenis. Sebagai contoh saja, anda ingin jalan bersama teman pria anda, walaupun anda tahu bahwa anda sudah punya pasangan. Sehingga anda izin ke pasangan anda untuk bertemu teman cewek. Ini tidak benar. Selama anda tidak bermaksud untuk berselingkuh, utarakan saja niat anda ke pasangan agar dia tahu mengenai hal itu. Misalnya nanti saya mau jalan dengan Dodo untuk ke seminar. Jadi dia tahu, seumpama anda jalan dengannya.

Satu pengalaman saya lagi, saya punya tunangan. Dia jujur memang jujur tapi yang membuat saya bingung kalau dia jujur kenapa harus dihapus? Ceritanya malam itu dia tertawa terpingkal-pingkal seperti asyik banget ngechat sama seseorang. Ketika saya tanya dari siapa, dia menjawab itu dari teman ceweknya. Ketika saya periksa chatnya, sudah tidak ada apa-apa di history chatnya. Bukankah itu mencurigakan? kalau tidak ada apa-apa seperti kata-kata mesra ya biarin saja kenapa? Itu namanya masih belum jujur karena belum terbuka sebab kejujuran itu juga perlu bukti agar dapat dipercaya.

Jadi kejujuran, keterbukaan dan bukti itu sangatlah berpengaruh pada kepercayaan seseorang. Janganlah sering berbohong karena berbohong itu hanya enak diawalnya saja. Namun jika kebohonganmu terbongkar, resiko yang besar akan menunggumu di depan mata. Resiko krisis kepercayaan, ataupun keretakan hubungan yang sulitnya untuk dibangun kembali. Jujurlah walaupun itu menyakitkan sehingga anda akan mudah dipercaya. Lawan pembicara juga akan senang mendengarnya, walaupun itu terkadang menyakitkan. :)

Comments

Popular posts from this blog

Surabaya, Rumahku yang Kedua

Tips Memelihara Kucing yang Baik

Berbanggalah Kamu dengan Nama Intan